Minggu, 28 Maret 2010

Diposting oleh Candra Yudiyanto

Banyak orang mungkin tidak mengetahui apa itu overclocking, tetapi mungkin pernah mendengarnya. Mungkin arti paling mudahnya adalah membuat komponen komputer seperti processor bekerja pada spesifikasi lebih tinggi dari kondisi standarnya.

Keuntungan utama dari overclocking adalah bertambahnya performa komputer tanpa terjadi penambahan biaya yang besar. Namun, overclocking juga tidak terlepas dari kelemahan-kelemahan. Kelemahan terbesarnya yaitu tidak berlakunya lagi garansi yang diberikan pabrik, sebab pengguna tidak menjalankan komponen pada spesifikasi yang dianjurkan. Meng-overclock komponen komputer sampai melebihi batas juga cenderung menyebabkan berkurangnya umur komponen atau bahkan lebih buruk, jika gagal dapat benar-benar merusak komponen komputer.

Untuk memahami overclocking sebuah CPU (processor), pertama penting untuk mengetahui bagaimana cara menghitung kecepatan sebuah processor. Semua penghitungan kecepatan processor berdasarkan dua faktor, bus speed (kecepatan bus) dan multiplier (pengali).

Bus speed adalah rasio kecepatan core yang menghubungkan dengan komponen seperti memori (RAM) dan chipset. Biasanya kecepatan ini dinyatakan dalam satuan MHz (Mega Hertz) berdasarkan frekuensi yang berjalan padanya. Masalahnya adalah bus digunakan untuk berbagai aspek berbeda di komputer dan akan menjadi lebih rendah dari yang diharapkan pengguna (user). Sebagai contoh, processor AMD XP 3200+ menggunakan memori DDR 400 MHz, tetapi processor ini dalam faktanya menggunakan Front Side Bus (FSB) 200 MHz yang harus dikalikan dua untuk menggunakan memori DDR 400 MHz. Sama dengan processor Intel Pentium 4 yang menggunakan FSB 800 MHz, tetapi dalam kenyataannya hanyalah 200 MHZ yang dikalikan dengan bilangan empat.

Multiplier (pengali) adalah pengali yang membuat processor bekerja pada perbandingan dengan bus speed. Ini adalah nomor yang menunjukkan siklus pemrosesan (processing cycles) yang mana processor bekerja pada sebuah siklus single clock dari bus speed. Jadi, kecepatan processor Pentium 4 2,4 GHz "B" dihitung berdasarkan:

133 MHz x 18 multiplier = 2394MHz or 2,4 GHz

Lihat juga dua contoh overclocking pada processor AMD XP 2500+ berikut ini untuk melihat perbedaan kecepatan yang akan terjadi dengan pengubahan pada bus speed atau multiplier:




























CPU Model



Overclock Factor



Multiplier



Bus Speed



CPU Clock



Athlon XP
2500+



Bus Increase



11x




(166 + 34)
MHz



2.20 GHz



Athlon XP
2500 +



Multiplier
Increase




(11+2)x



166 MHz



2.17 GHz



Pada contoh di atas, kami berhasil melakukan dua perubahan dengan hasil membuat processor berjalan pada kecepatan setara dengan AMD 3200+ atau 3000+.

Setiap bagian komputer diatur untuk beroperasi pada voltase tertentu. Selama proses overclocking komponen, dimungkinkan sinyal elektris akan menurun. Jika penurunan ini cukup, dapat menyebabkan sistem menjadi tidak stabil. Saat meng-overclock bus atau multiplier, sinyal ini mendapat banyak gangguan. Untuk mengatasi hal ini, salah satunya dengan meningkatkan voltase pada inti/core CPU, memori atau bus AGP/PCI.

Jumlah penambahan voltase yang dapat diaplikasikan terhadap processor ini terbatas. Problem yang lebih banyak dijumpai adalah overheating (kepanasan). Semakin banyak voltase yang diberikan, semakin tinggi pula suhu yang dihasilkan processor. Sebagai hasilnya, seseorang yang berrencana meng-overclock sistem komputer mereka sebaiknya selalu menyediakan solusi pendinginan performa tinggi. Bentuk pendingin sistem komputer adalah standard air cooling (pendingin udara).

Model pendinginan yang lebih baik adalah liquid cooling (pendinginan menggunakan cairan, seperti radiator) dan phase change cooling. Model ini jauh lebih rumit dan mahal dibanding solusi pendinginan standar menggunakan udara, tetapi menawarkan performa yang lebih tinggi pada pelepasan panas dan pada umumnya juga lebih tenang (tidak bising). Sistem yang dibangun dengan baik dapat membuat overclocker untuk benar-benar menekan performa perangkat keras yang mereka miliki sampai mencapai batasnya, tetapi harga akhir menjadi lebih mahal dibanding dengan sistem awal yang mereka bangun. Kelemahan lainnya adalah liquid cooling ini bekerja melewati sistem yang dapat menyebabkan arus pendek listrik (korsleting) atau merusak komponen.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi apakah sistem komputer dapat di-overclock. Yang paling utama adalah motherboard dan chipset memiliki BIOS yang mengizinkan pengguna untuk memodifikasi pengaturannya. Tanpa kemampuan ini, tidak mungkin melakukan modifikasi pada bus speed atau multiplier untuk menambah performa.

Selain kemampuan motherboard yang bisa digonta-ganti pengaturan untuk CPU, komponen-komponen lain juga harus dapat menyesuaikan dengan peningkatan kecepatan ini. Sistem pendinginan sudah disinggung sebelumnya, tetapi jika seseorang berrencana meng-overclock pada bus speed dan ingin menjaga memori tetap sinkron untuk mendapatkan performa memori terbaik, sangatlah penting untuk membeli memori yang lebih tinggi kualitasnya atau yang memang dikhusukan untuk kecepatan tinggi. Sebagai contoh, overclocking bus speed processor AMD Athlon XP 2500+ dari 166 MHz ke 200 MHz mensyaratkan sistem memiliki memori DDR400 atau PC3200. Inilah mengapa perusahaan RAM seperti Corsair, OCZ, A-Data, G-Skill, Patriot, Team, Crucial, dan Mushkin sangat populer dikalangan overclocker. Perusahaan-perusahaan tersebut dikenal sebagai produsen RAM berperforma tinggi.

0 komentar:

Posting Komentar